[FANFIC] Pastry Love (part 1)

Pastry Love (Part 1)

 cover-FF

Cast : Im Yoon Ah, Cho Kyu Hyun, Seo Joo Hyun

Length : Chaptered

Genre : friendship, fluff, comedy, romance, sweet, AU

Author : Blue Musketeer

Annyeong haseyo readers ^^! Author comeback dengan ff KyuNa pastinya. Mian author lama nggak update *bungkuk 900*. Author sama sekali nggak bermaksud vakum kok. Soalnya author pengen selesaiin dulu sampe tamat baru di posting biar kalian nggak nunggu lama-lama. Udah deh cuap-cuapnya. Dan maaf untuk typo yang mungkin ada. Comment sangat ditunggu. I hope u like it. Happy reading all ^_^v

NO BASHING AND PLAGIAT!!

(Author P.O.V)

“Jebal…tolong ajari aku” pinta seorang namja sambil terus berlari mengikuti seorang yeoja. “Tidak mau” tolaknya. “Ayolah ini penting sekali”. Lantaran kesal yeoja itu langsung berbalik dan membuat namja itu mengerem langkahnya.

“Kyuhyun sunbae berhentilah mengikutiku! Percuma saja kau memohon padaku, aku tetap tak mau mengajarimu!” tolak yeoja itu denga keras. “Kalau begitu aku akan terus mengikutimu bahkan ke toilet”. “HEI!! Apa kau gila?! Aku bilang tidak mau!”. “Kalau begitu mulai detik ini aku akan mengikutimu”. “Sunbae, aku mohon jangan begini, apa jadinya kalau kau terus mengikutiku? bahkan ke toilet”. Kini giliran yeoja itu yang memohon. “Makanya ajari aku membuat pastry, ayolah Yoong”.

Yeoja bernama Yoona yang sering dipanggil Kyuhyun ‘Yoong’ itu terdiam sejenak, berfikir. Ia malas mengajari Kyuhyun membuat pastry, toh nanti semua pastry itu akan diberikan ke Seohyun dan ia yang mengajari malah tak diberi. Tapi ia juga tak mau diikuti terus oleh sunbae maniak game ini. Akhirnya………. “Ya sudahlah, aku mau” jawabnya. “HOREE!!” pekik Kyuhyun. “Oke, nanti kita masak di rumahku, semua alat dan bahan aku yang siapkan” ucap Kyuhyun sambil mengacungkan jempolnya.

Dua mahluk tadi adalah Yoona dan Kyuhyun. Mereka sangat akrab karena selalu satu sekolah sejak SD. Yoona adalah gadis tomboy berambut pendek sebahu yang jago membuat pastry. Sedangkan Kyuhyun adalah cowok pendiam yang suka main game dan sama sekali nggak bisa masak.

*****SKIP TIME*****

            “Jadi kita mau buat apa?” tanya Kyuhun saat semua perlengkapan memasak sudah siap. “Sunbae maunya apa?” Yoona balik bertanya. “Yang gampang aja dulu” “Yang gampang? Kalau gitu kita buat donat aja”. Kyuhun setuju dan mereka pun mulai memasak.

(Yoona P.O.V)

“Sekarang, ayo kita mulai” seruku. Kyuhyun mengangguk dan mengepalkan tanganya, “Semangat!!”. Aku membaca resep donat sekilas. “Masukan tepung terigu, telur..lalu itu..dan itu” aku menunjuk tiap bahan satu-persatu. Kyuhyun memasukkan bahan-bahan itu ke dalam mangkuk. “Lalu ini diaduk?”. “Iya, sampai rata”. Tiba-tiba terdengar deringan ponselku dari ruang tamu. “Sunbae, kutinggal sebentar ya, sepertinya ponselku berbunyi”. “Ne”. “Ingat, sampai rata ya”.

*****SKIP TIME*****

            “Sunbae, maaf lama kutinggal” ucapku saat kembali ke dapur, “Gimana? Sudah jadi adonannya? Kalau sudah, bisa langsung dibentuk”. “Sudah sih…tapi kayaknya ini nggak bisa dibentuk deh” jawabnya. “Wae?” “Tuh, liat aja sendiri”. Ia membanting pengocok yang dipegangnya.

Aku mencuci tanganku dan mengeringkannya. Aku bermaksud mengambil segenggam adonan lalu mencoba membentuknya. Aku memasukkan tangan kananku ke dalam mangkuk. “Lho? Kok kayak gini?” batinku. Aku menarik tanganku lalu saling menggosokkan jariku dengan sisa adonan yang masih menempel. Lengket.

            “Sunbae! APA YANG KAU LAKUKAN HAH!!?! Kenapa adonannya bisa jadi begini?!” tanyaku emosi. “Aku tidak melakukan apa-apa. Memang adonannya kenapa?” “HANCUR!!!”. “Mwo? Bagaimana bisa?” tanya Kyuhyun balik. “Harusnya aku yang bilang begitu!”. Aku menghela nafas, “Apa yang kau masukkan kedalamnya?” “Semua yang ada di resep” “Yakin?” “Yakin”.

Aku mengambil resep dan mengira-ngira dimana letak kesalahannya. “Sunbae, tadi kau memasukkan tepung terigu yang mana?” tanyaku. “Yang ada di toples itu” tunjuknya pada sebuah toples. Aku membuka toples itu dan mengambil sejumput tepung didalamnya untuk kurasakan teksturnya.

Aku mengambil sejumput tepung itu dan menunjukkannya ke Kyuhyun dengan rasa marah yang meluap-luap. “APA INI YANG KAU MASUKKAN HAH?!!” bentakku. Kyuhyun mengangguk pelan. “Ini namanya tepung tapioka!! Bukan terigu!!” aku melempar sejumput tepung tadi ke wajahnya. Aku pun melepas celemekku lalu membantingnya dan pergi. Lebih baik aku pulang saja. “Yoong, kamu mau kemana? Yoong! Tunggu sebentar!” panggilnya. Ia segera mengelap wajahnya dan mengejarku yang menuju ruang tamu. “Im Yoon Ah babo! Kalau sudah tahu semua akan jadi begini harusnya kau tidak mengajarinya dari awal” sesalku.

(Kyuhyun P.O.V)

“Ini namanya tepung tapioka!! Bukan terigu!!” bentaknya sambil melempar tepung ke wajahku. Aku diam saja karena takut dan aku tahu 98% ini semua salahku. 2% sisanya salah dia sendiri, kenapa meninggalkanku di dapur demi telfon yang tidak penting.

“Yoong, kamu mau kemana?” tanyaku saat ia melepas celemeknya dan pergi, “Yoong! Tunggu sebentar!”. Aku segera mengelap wajahku dan mengejarnya. Jangan sampai dia pulang dan berubah pikiran. Hanya dia orang yang mau berbaik hati mengajariku membuat pastry. Kalau dia berhenti sekarang, siapa yang akan mengajariku membuat kue untuk Seohyun? Argh!.

“Yoong, mianhe, mian ini semua salahku” ucapku tepat saat ia akan berdiri. Aku menarik tangannya agar ia duduk lagi. “Yoong jebal, jangan pulang, cuma kamu yang mau ngajarin aku bikin pastry”. Dia tetap diam. “Kalau kamu pulang sekarang, aku nggak bisa nepatin janjiku untuk ngasih Seohyun pastry”. Kulihat raut wajahnya mulai berubah namun tetap diam. Akhirnya aku pun berlutut makin rendah. “Aku mohon Yoong, tolong ajari aku, jadikan aku muridmu” ucapku mmohon, “Aku rela dimarahi, dibentak, bahkan dipukul..asal jangan dibunuh. Yang penting aku bisa membuat pastry”.

“Ah…sudah-sudah, berdirilah sunbae” ucapnya sambil menarik tanganku agar berdiri. Ia menatapku selama 2 detik lalu refleks menggerakkan tangannya. “Aku juga minta maaf, tadi marahku pasti kelewatan ya?” ia bertanya sambil membersihkan sisa tepung yang masih tersisa di wajahku. “Iya, tega sekali melempar tepung ke wajahku” jawabku. “Resiko. Sudah tahu aku pemarah, masih saja minta diajari”. “Aku kan akan menerima semua kemarahanmu, asal jangan bunuh aku”. Aku melirik jam dinding sekilas, “Ayo kita buat donat lagi”.

Saat aku hendak melangkah, Yoona menarik tanganku. “E..eh, tunggu sebentar. Di ponimu masih ada tepung”. Aigoo anak ini jeli sekali. “Ck ck ck…sunbae, ternyata kau tampan juga ya” decaknya. “Kamu baru tahu kalau aku ini tampan?”. “Iya” jawabnya polos, “Hh..sebentar lagi namja di depanku ini akan jadi namjachingu sahabatku”. “Wae? Kamu nggak rela? Im Yoon Ah..kalau kau suka padaku bilang saja” godaku. “Ih! P.D banget! Aku hanya menebak apa yang akan terjadi” jawabnya ketus. “Tapi kamu tahu darimana kalau aku ingin menjadi namjachingu Seohyun?” “Dari permintaanmu. Kamu minta kuajari membuat kue terus nanti kue itu kamu berikan ke Seo sebagai ungkapan rasa cintamu, gitu kan?”. Aku hanya mengangguk. Tebakannya tepat.

“By the way, kenapa hari ini kamu bersikap manis? Jangan-jangan kau memang menyukaiku ya?” godaku lagi.

“Aniya!” bentaknya, “Memangnya aku tidak boleh bersikap manis? Aku kan juga seorang yeoja”.

Duh! Gawat, sepertinya dia mulai marah lagi. “Iya iya, aku cuma bercanda kok, ayo kita masak lagi” aku mendorong Yoona yang masih ngambek agar mau ke dapur. Belum apa-apa saja sudah begini. Huft…. -__-

(Author POV)

Yoona mengikat rambutnya dan mengenakan celemeknya lagi. “Oke, selama memasak turuti semua perkataanku dan gunakan otakmu disaat yang tepat. Arasseo?” Yoona membentuk lingkaran dengan telunjuk dan ibu jarinya.

Kyuhyun mengangguk dan melakukan hal yang sama. “O.K, arasseo”.

“Tepungb terigu” gumam Yoona. Kyuhyun segera membuka lemari gantung.

“Eh, jangan!” cegah Yoona “Biar aku yang ambil, nanti salah lagi. Dimana tepungnya?”.

“Disitu” jawab Kyuhyun sambil menunjuk rak paling atas lemari gantung sambil tersenyum evil. “Tidak mungkin sampai, kau terlalu pendek”.

“Kata siapa? Aku bisa ambil sendiri kok” balas Yoona. Ia mulai berjinjt dan mengangkat tangannya setinggi mungkin. Karena tidak sampai akhirnya ia melompat. Tapi masih juga tidak sampai.

“Benar kan? Kamu terlalu pendek” ucap Kyuhyun tepat di telinga Yoona. Yoona hanya bisa mendengus dan buang muka.

“Ternyata tempatnya tinggi juga, sampai nggak ya?” gumam Kyuhyun. Ia agak ragu begitu berdiri di depan lemari gantung itu.

“Wae? Nggak sampai?” tanya Yoona saat melihat perubahan raut wajah Kyuhyun.

“Makanya jadi orang jangan sombong, mentang-mentang tinggi mengejek orang pendek seenaknya. Belum tentu kamu lebih hebat dari orang yang kamu ejek” cerocos Yoona. “Yasudah, kuambil…….”

BLUK!! Sebungkus tepung jatuh di kepala Yoona dan membuat gadis itu mandi tepung.

“OMO Yoong! Maaf aku tidak sengaja” ucap Kyuhyun, orang yang tidak sengaja menjatuhkan sebungkus tepung itu.

“Yoona mianhae, jeongmal mianhae”. Yoona masih diam, ia tidak peduli dengan Kyuhyun yang minta maaf sambil membersihkan bajunya.

“HAATCHI!!”. Yoona bersin di muka Kyuhyun dan membuat tepung yang tercecer di lantai berhamburan.

Yoona terbatuk-batuk sambil mengibaskan tangannya untuk mengusir tepung agar tidak masuk ke hidungnya. “Sunbae! Apa yang kau lakukan?!”.

“Kau tahu apa yang terjadi padaku?!” Yoona melepas ikatan rambutnya. “Lihat aku! Penuh tepung!”

“Kau ini bodoh atau apa hah?!” Yoona membentak Kyuhyun. Ia mulai menangis karena ada butiran epung yang masuk ke matanya. Karena tak ingin Kyuhyun melihatnya menangis, ia pergi ke kamar mandi.

(Yoona POV)

“Hiks! Namja babo! Cho Kyuhyun babo!! Hiks” aku terisak sambil menepuk-nepuk rambut agar tepungnya jatuh.

“Apa dia tidak tahu kalau aku ada di sebelahnya? Kalau dia tahu aku ada di sebelahnya mestinya dia ada antisipasi agar aku tidak kejatuhan tepung seperti tadi”.

Setelah tepung di tubuhku sudah mulai hilang dan emosiku mulai reda, aku menghela nafas dan bercermin. Sudah cukup bersih walau belum hilang. “Aigoo, Im Yoon Ah rambutmu jadi berantakan”. Aku melihat jam tanganku dan berdecak, “Waktunya pulang”.

Aku mendapati Kyuhyun sedang menyapu dapur yang lantainya penuh tepung saat keluar dari kamar mandi. “Aku pulang dulu Sunbae, sudah sore” ucapku cuek sambil meninggalkan dapur.

“MWO?? Sudah mau pulang?” ia meletakkan sapunya dan menghadangku.

“Kau marah padaku?” tanyanya, “Pukul saja aku, tapi jangan marah dan maafkan aku”.

Ya! Aku memang marah padamu! Sampai rasanya ingin memakanmu!. “Anio, aku tidak marah” jawabku sambil tersenyum.

“Aku pulang dulu ya, memasaknya kita lanjutkan besok saja” aku melewati Kyuhyun dan mengambil tasku. “Ddo mannayo Sunbae, annyeong” pamitku.

*****SKIP TIME*****

            “Huh! Dasar! Bikin orang bad mood saja!” gerutuku sambil menendang keras sebuah kerikil. “Wajahnya itu bisa memancing amarahku lagi!”.

Ya, memang begitu keluar dari kamar mandi tadi aku berencana pulang selagi emosiku masih baik. Tapi dia malah berdiri di depanku, tepat 50 cm di depanku. Wajah itu. Aku merasa muak dengan wajah namja itu. Rasanya ingin kumakan saja! Tapi karena dia Sunbae dan aku juga kasihan padanya, jadi kupendam emosiku sebisa mungkin.

Saking cepatnya aku berjalan tak terasa aku sudah sampai di apartemenku. Aku segera menghempaskan diriku ke sofa begitu sampai di ruang tengah.

  To: Seohyun

            Seo, bisa ke rumahku sekarang tidak? Aku sendirian dan ingin cerita sedikit. Jebal, aku sedang frustasi -_-

PIP! Pesan itu terkirim ke nomer ponsel Seohyun. “Semoga dia cepat datang” harapku. Aku memang sering menyuruh Seohyun ke apartemenku karena apartemen kami hanya selisih dua lantai.

TING TONG. Bel rumahku berbnyi dan aku pun segera bangkit untuk membukakan pintu.

“Yoona, apa kau baik-baik saja?!” tanya Seohyun serta merta saat aku membukakan pintu. Ia menarikku masuk dan mendudukkanku di sebelahnya.

“Yoona, gwaenchanayo?! Kenapa kau masih pakai seragam?!” tanyanya panik.

“Ne, nan gwaenchana, aku memang baru pulang” jawabku

“OMO?!! Baru pulang?! Kamu dari mana saja?! Ini sudah jam enam sore. Dan kenapa tubuhmu penuh tepung?!”

“Seo, bersikaplah biasa, dan kotak apa itu?” aku menunjuk kotak yang dibawa Seohyun.

“Ah iya! Ini dari Eomma, puding dan jelly strawberry kesukaanmu” jawabnya. “Tapi mandilah dulu, bersihkan sisa tepung yang masih menempel di tubuhmu. Pasti gatal kan?”.

Aku mengangguk dan pergi ke kamar mandi agar bisa segera memakan puding dan jelly itu. Setelah mandi aku mencuci seragamku yang terkena tepung dan segera menjemurnya agar cepat kering. Ini harus kulakukan agar tepung itu benar-benar hilang.

“Ini, ayo dimakan”. Aku menerima sepiring puding dan jelly yang disodorkan Seohyun.

“Jadi apa yang ingin kau ceritakan?” tanyanya.

Aku membiarkan puding di multku masuk ke peryt dulu, lalu mulai bercerita. “Kamu tahu nggak, tadi ada Sun bae yang minta diajarin bikin pastry sama aku”.

“Terus?”

“Argh! Aku frustasi mengajarinya!” aku sedikit berteriak sambil mengacak rambut.

“Kok bisa?”

“Ya bisa, dia itu sama sekali nggak bisa masak. Masa dia nggak bisa membedakan tepung terigu dengan tapioka? Dan tadi dia juga menjatuhkan tepung terigu diatas kepalaku! Makanya badanku penuh tepung”. Aku melahap jelly terakhirku dan mengunyahnya dengan gemas.

“Terus kamu nggak marah?”

“Ya jelas marah dong! Emosiku sudah meluap-luap, rasanya aku ingin memukulnya saat itu juga!”.

“Sabar aja, itu artinya kamu dipercaya” ucap Seohyun sambil meletakkan piring di meja. “Memangnya untuk apa dia minta diajari membuat pastry?”

“Katanya sih untuk calon yeojachingunya”

Seohyun menaikkan satu alisnya,“Calon yejachingu?”.

“Iya, dia ingin menyatakan cinta pada yeoja yang disukainya dengan memberi kue ke yeoja itu” jelasku.

“Siapa yeoja itu?” tanya Seohyun penasaran.

“That’s my secret” jawabku jahil. “Yang jelas yeoja itu seumur denganmu dan dia ada di kelas kita”.

“Jinjja? Kira-kira siapa ya?” Seohyun mulai mereka-reka.

Aku hanya tertawa kecil. Yeoja itu adalah kau Seohyun. Bersiap-siaplah menjadi yeojachingu Sunbaeku itu. Tunggu saja tanggal mainnya. Tapi aku berpikir apa Seohyun akan menerima Kyuhyun? Dia kan sama sekali belum pernah bertemu dengan Kyuhyun yang sudah menjadi Sunbaeku sejak SD. Kalau misalnya nanti Kyuhyun ditolak bagaimana? Lalu kalau mereka jadi sepasang kekasih sikapku harus bagaimana kepada mereka? Aish! Sudahlah biarkan saja, yang akan menjalani script ini kan mereka. Bukan aku. Kenapa aku harus bingung?

TO BE CONTINUE

3 pemikiran pada “[FANFIC] Pastry Love (part 1)

Tinggalkan komentar