// Someday //
Starring : Zhang Yixing/Lay (EXO-M) and the girl
Romance, AU│Ficlet│Teenage
*Presented by Jung Sangneul*2013*
—–
Matahari menabrak langit dan siulan burung mengawali hari ketika gadis itu keluar dari gubuknya dan segera mengambil sepeda, mengayuhnya sekuat tenaga. Senyuman merekah dari ujung-ujung bibirnya, cara penyambutan pagi yang elok. Tiba di tikungan ia berbelok hati-hati, kemudian segera berteriak melihat hal yang melintas di hadapannya.
“Yixing-ge!” teriak gadis itu sambil melambai-lambaikan sebelah tangannya, tersenyum ceria. Lelaki dengan headphone di telinga itu hanya mengulum senyum tipis, berpikir ini sudah terjadi ke sekian kalinya di pagi harinya yang seharusnya tenang.
“Hey, apa harimu menyenangkan?” tanya gadis itu, menahan sepeda untuk berhenti. Lelaki itu terdiam sebentar.
“Ini masih pagi. Mana bisa aku menilai hari?” Ia tertawa, namun terdengar hambar.
“Oh iya. Ah aku lupa. Oh iya, ge, semangat untuk pekerjaaanmu nanti ya!” seru gadis itu sebelum hendak melanjutkan kayuhannya pada pedal sepedanya.
“Hey, sudah kubilang panggil aku Oppa saja! Ini Korea, bukan Cina!” Lelaki itu berteriak lantang setelah gadis itu berlalu sedetik dari hadapannya. Ia menendang kaleng soft drink di ujung kakinya ketika melihat sepeda itu sudah meluncur turuni undakan. Mungkin tidak didengar.
***
Yixing. Yah, dia warga Cina yang pindah ke Korea. Well, pendatang-pendatang itu memiliki berbagai alasan untuk mendarat di tanah Korea. Mungkin bosan dengan keadaan alamnya, atau pemerintahan kurang sempurna di mata mereka, atau mungkin ada pekerjaan yang memang lebih layak di sini(mengingat Cina dihuni trilyunan warga yang membuat lapangan pekerjaan menyempit). Namun Zhang Yixing tidak di sini karena semua alasan itu. Ia tidak peduli bagaimana pemerintah bersikap, karena mereka sudah berkehendak sesuka hati sejak abad awal monyet diakui sebagai satwa, mungkin. Atau tentang lapangan pekerjaan, ia justru mendapatkan tawaran muncul di berbagai stasiun televisi dulu ketika masih di Cina.
Justru di Korea-lah ia belum mendapat pekerjaan dan hanya bernaung pada Bibinya yang sabar.
Lalu mengapa?
Ia tidak pernah lupa apa yang terjadi setahun yang lalu. Gempa dahsyat yang melanda Cina dan itu juga menerpa rumahnya di daerah distrik. Hari itu, ia bisa menyelamatkan diri. Namun ketika ia berhasil pulih dari kesakitannya, ia mendapati kenyataan kalau sudah kehilangan semua yang ia punya. Orangtuanya meninggal, dan yang ia sesali, bersama dengan kekasihnya. Semua itu meninggalkan bekas mendalam, dan tak ada pilihan untuknya menghilangkan memori pahit itu selain meninggalkan Cina. Meninggalkan sejauh mungkin saksi bisu di mana cinta itu bersemi, atau di mana ia masih mendapat kasih sayang milik orangtuanya secara utuh. Baca lebih lanjut →